MEDIABALAP.com (Jakarta) – Pebalap Indonesia Sean Gelael menjalani lomba dengan perjuangan cikup berat sepanjang 2022-2023 ini dan ia juga mengalami hal menakjubkan: selangkah lagi juara namun ada saja masalah mendera.
Terakhir pada putaran kelima FIA WEC 2023 di Sirkuit Monza, ketika sudah memimpin di urutan pertama kelas LMP 2 pada laga enam jam itu, namun 30 menit menjelang finis mesin kendaraannya mengalami masalah.
Sebelumnya di Le Mans 24 Jam pada 10-11 Juni 2023, perjuangan berat dilakoni Sean bersama tim WRT 31, sempat melorot ke urutan terbawah sampai akhirnya naik ke urutan ketiga. Tapi mesin mobil bermasalah sehingga posisi turun ke P5.
Nah, di bawah ini merupakan artikel kilas balik perjalanan balap Sean sepanjang 2021 hingga medio 2023.
Sean Gelael menanti Dewi Fortuna di 2023
Pertunjukan kelas satu diperlihatkan trio pebalap WRT #31, Sean Gelael, Rene Rast, dan Robin Frinjs, ketika pada putaran pamungkas FIA World Endurance Championship, 8 Hours of Bahrain, mereka menang secara fantastis walau melakukan gerak awal (start) dari posisi 8.
Demikian penggalan teras berita (lead) di berbagai media, setelah Sean Gelael dan temannya berjuang keras berlaga di Bahrain International Circuit, Sabtu (12/11-22) dan tampil gemilang sebagai juara,
Apa komentar Sean Gelael?
“Saya bahagia karena tiga hal, menang di Bahrain, menang tiga kali secara total, dan khusus pribadi kembali jadi runner-up kelas LMP2. Tim sepanjang tahun bekerja dengan baik dan saya sangat berterima kasih untuk itu,” kata Sean.
Tim WRT 31 mengakhiri musim 2022 di peringkat dua klasemen LMP2. Mereka menguasai separuh seri, menang tiga kali dari enam lomba, dan merupakan yang terbanyak dibanding tim-tim lain.,”
Perjalanan WRT 31 di FIA WEC 2022 kelas LMP2 cukup mencengangkan. Tim ini pada putaran pertama di Sebring, AS, berada pada posisi kedua (P2), pada putaran kedua di Spa-Francorchamps, Belgia, pada P1 alias juara.
Kemudian, pada putaran 3 di Le Mans, Prancis (DNF), pada putaran 4 di Monza, Italia, pada P12, putaran 5 di Fuji, Jepang, pada P1 (juara) dan putaran terakhir yang keenam di 6 Bahrain pada urutan P1 (juara). Klasemen akhir laga 2022 ini berakhir dengan kedudukan JOTA #38 di tangga teratas dengan tabungan 137 poin, disusul WRT #31 116 poin, United Autosports USA #23 – 113 poin dan Realteam by WRT #41 – 96 poin .
Pada kompetisi tahun sebelumnya, 2021, Sean Gelael yang ketika itu bernaung dalam tim JOTA, sudah tampil sebagai runner-up pada lomba LMP2, merupakan pencapaian terbaik pebalap Indonesia sekaligus sebagai pebalap Merah Putih pertama turun di ajang itu.
Pada putaran awal 2021 di Spa Franchorchamps, Belgia, Sean berada di posisi ketiga, pada putaran kedua di Portimao, Portugal, naik podium kedua dan di putaran ketiga di Monza berada di urutan kelima, disusul laga ketat Le Mans Prancis di urutan kedua.
Nah, sebelum berlaga di Sirkuit Sakhir pada putaran kelima, Sean dan teman-teman berada di puncak klasemen LMP2 dengan nilai 89 poin, setelah berhasil naik podium di urutan kedua pada seri Le Mans 24 Jam, 21 Agustus 2021 dan memenangi dua laga di Bahrain.
Urutan kedua klasemen sementara ditempati Charles Milesi dengan simpanan 88 poin bersama Ferdinand Habsburg dan Robin Frijns dari tim WRT, disusul Anthony Davidson, Antonio Felix da Costa dan Roberto Gonzalez juga dari tim Jota#38 dengan angka 81 poin.
Namun pada seri pamungkas 8 Hours of Bahrain pada 6 November 2021 yang diharapkan menjadi saksi lahirnya juara LMP2 dari Indonesia, masih terkendala, karena Sean dan JOTA #28 berada di urutan ketiga pada akhir lomba. Mereka berselisih hanya lima poin dari pimpinan klasemen, WRT #31.
Pada kompetisi 2021 dan 2022, Sean bersama timnya belum dihinggapi Dewi Fortuna, berada pada urutan kedua dalam dua musim itu, padahal peluang untuk menempati tangga pertama klasemen seolah tinggal membalikkan telapak tangan.
“Secara keseluruan, tim WRT amat hebat. Bisa naik podium dan memenangi empat lagi, luar biasa,” kata Vincent Vosse, Principal Team WRT.
“Terasa sempurna dalam mengakhiri laga musim ini (2022). Tim sudah melakukan hal fantastis. Mobil #31 melakukan lomba yang sempurna, ” katanya.
“Kita tahu perjuangan untuk meraih gelar merupakan tantangan keras. Tidak ada ampun, harus ada usaha untuk melakukannya. Tapi kita gagal di Le Mans yang kita harapkan. Tapi secara keseluruhan musim ini amat hebat. Kita akan bangkit lagi musim berikutnya,” kata Vincent.
Ricardo Gelael, ayahanda Sean, memberi komentar sama. :Dengan empat podium dari enam race tahun ini (2022), di antaranya tiga kali juara, cukup membanggakan. Hanya karena DNF di Le Mans yang memiliki double poin lah yang menyebabkan kita gagal mendapatkan gelar juara dunia,” kata Ricardo.
“Itulah balapan. Mobil bagus, driver juga kompetitif, tapi Dewi Fortuna belum berpihak pada kita. Jadi dua tahun berturut-turut kita hanya jadi vice champion,” tambah Ricardo.
Berjuang lagi 2023
Sean Gelael kembali berjuang pada musim laga fiawec 2023, masih tetap bersama tim WRT dan kompetisi berlangsung sebanyak tujuh putaran, dengan tambahan laga 6 Hours of Portimão di Portugal, sementara laga fenomenal Le Mans 24 Jam berlangsung seperti biasa, pertengahan Juni, memasuki edisi ke-100.
Sebelum tampil dalam kompetisi fiawec 2023, Sean Gelael didampingi Valentino Rossi menggeber BMW dalam balapan 24H Dubai. Kedua pebalap ini sama-sama tim WRT sepanjang 2022, namun Sean Gelael dan Valentino Rossi tak pernah satu tim lantaran berlaga di kejuaraan berbeda, dimana Rossi berlaga di ajang GT World Challenge Europe.
Sean dan Rossi membela BMW M Team WRT #46, nomor legendaris yang dibawa Rossi ke lomba ketahanan mobil. Mereka ditemani tiga pebalap lain, Maxime Martin (Belgia), Tim Whale (Inggris), ber mobil BMW M4 GT3.
Sean dan Rossi serta teman setim mereka, sukses menempati podium ketiga dalam kejuaraan yang berlangsung 15 Januari 2023 itu.
Dewi Fortuna belum hinggap pada 2023
Namun pada musim lomba 2023, hingga putaran kelima di Monza, Dewi Fortuna belum juga hinggap pada Sean dan tim WRT 31.
Berikut ini rekaman berita usai perlombaan di Monza, 8-9 Juli 2023.
Kemenangan WRT 31 di Depan Mata Hilang dalam Sekejap
Penantian panjang akan sebuah kemenangan yang sepertinya akan berakhir di Sirkuit Monza, Italia, Minggu (9/7), ternyata tetaplah menjadi penantian.
Padahal Sean Gelael, Robin Frinjs, dan Ferdinand Habsburg yang menggeber mobil WRT 31 telah membalap dengan sangat baik dan sudah di depan mata menjadi pemenang putaran kelima FIA WEC 2023, 6 Hours of Monza.
Namun sekitar 30 menit sebelum finis, masalah pertama muncul ketika Frinjs masuk pit dari posisi 1 dengan kondisi mobil dirasakannya tak baik. Frinjs sempat mencoba masuk ke trek walau kehilangan posisi lomba.
Setelah mobil dianggap tak juga membaik, Frinjs terpaksa masuk pit lagi dan berhenti dari lomba karena kerusakan mesin. Habsburg dan Sean lalu datang menghampirinya untuk sama-sama menghibur diri. Sebuah kenyataan pahit, yang menjadi cerminan WRT 31 musim ini.
Kecuali pada putaran pertama di Sebring (AS), mereka tampil sangat baik di Portimao (Portugal), Spa-Francorchamps (Belgia), Le Mans (Prancis), dan Monza (Italia).
Pada empat putaran tersebut, paling tidak podium sudah dalam genggaman mereka. Di Spa dan Monza bahkan kemenanganlah yang layak buat mereka berkat penampilan gemilang selama balapan.
Kisah kemudian seragam, karena beragam hal apakah itu problem teknis atau non-teknis, hasil bagus di depan mata itu hilang tak lama menjelang balapan berakhir. Hasil di Monza seperti memutar ulang sebuah lagu sedih.
“Sakit hati lagi! Memimpin balapan sampai 30 menit lagi finis, dan… mesin rusak. Hujan (masalah) sepertinya deras sekali,” ucap Sean, pebalap yang pada awal lomba sudah meletakkan fondasi bagus ketika dia start dari P6 dan melesat ke P2.
Frinjs yang selalu jadi pebalap terakhir dan mengalami sendiri semua problem WRT 31 menimpali: “Saya mesti bilang apa coba? Tahun ini memang berat. Orang bilang, habis jatuh kita bisa bangkit. Tapi kami yang sudah merasakan banyak masalah di musim ini malah mengalaminya lagi di Monza. Mesin rusak 30 menit sebelum finis, padahal kami sedang memimpin balapan. Begitulah pahitnya, walau dua rekan setim saya membalap dengan baik. Dua balapan tersisa akan kami anggap fun.”
Ricaro Gelael ketika dihubungi menyatakan amat menyayangkan kejadian yang menimpa tim WRT 31, padahal mereka sudah memimpin dan laga tinggal beberapa waktu lagi.
“Tidak ada kata-kata lagi. Murni, tidak ada luck sama sekali bagi Sean dan tim WRT 31,” ujar Ricardo, menekankan belum ada keberuntungan (luck) atau Dewi Fortuna yang menghinggapi tim itu.
“ Ini kedua kalinya terjadi. Sama dengan di Le Mans, ketika mobil WRT 31 tampil tercepat di kelas LMP 2, tetapi akhirnya tidak menang, karena masalah mesin kendaraan,” tambah Ricardo,
Lomba 6 Hours of Monza dimenangi oleh tim JOTA 28, lalu disusul Alpine 36, dan WRT 41.
Sean Gelael dan tim WRT31 mengalami proses luar biasa up n down dalam balapan sepanjang hampir tiga tahun ini.
Tapi yang pasti beberapa kali kemenngan sudah di depan mata, namun podium utama itu belum terwujud karena ada masalah pada mesin kendaraan sehingga layak disebut Dewi Fortuna masih belum berpihak pada pebalap Indonesia itu.
Pendukung Sean Gelael masih akan menyaksikan aksi pebalap Indonesia itu, pada putaran keenam FIA WEC yang digelar di Fuji, Jepang, pada 10 September 2023. (arl)