MediaBalap.com (Jakarta) – Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) memberi penghargaan kepada Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang berusia 110 tahun, dengan memberikan piagam kepada Ketua Umum PP IMI Sadikin Aksa, dalam acara khusus di Berlin, Sabtu malam waktu setempat.
Presiden FIM Vito Ippolito memberikan langsung piagam itu kepada Sadikin Aksa dan kepada para utusan federasi bermotor negara lain.
Penghargaan itu diberikan kepada asosiasi bermotor di berbagai negara yang memperingati hari jadi mulai yang paling muda berusia 10 tahun hingga yang sudah berusia 120 tahun.
“Ini merupakan penghargaan istimewa dari induk badan olahraga bermotor dunia itu kepada para anggotanya dan kita amat mengapresiasi perhatian khusus FIM pada kita,” kata Sekjen PP IMI Jeffrey JP lewat surel, Minggu.
Utusan federasi otomotif dari berbagai Negara menerima penghargaan itu pada Sabtu malam, di antaranya berasal dari Montenegro, Islandia, Palestina, Arab Saudi, Paraguay, Puerto Rico, Bolivia, Bosnia and Herzegovina, Kanada, Monaco, Meksiko, Selandia Baru, Hungaria, Norwegia, dan lainnya.
Ikatan Motor Indonesia (IMI) sudah berusia cukup lanjut, 110 tahun, disebut-sebut sebagai organisasi olahraga tertua di Indonesia.
Cikal bakal IMI adalah klub Javasche Motor Club (JMC), yang berdiri pada 27 Maret 1906 dan berpusat di Semarang, dikelola pengurus semuanya berkebangsaan Belanda.
JMC dalam perjalanan waktu sempat berganti nama menjadi De Koninklijke Nederlans Indische Motor Club (KNIMC), sebelum akhirnya berubah menjadi Indonesische Motor Club (IMC).
Ketika IMC mulai berdiri, klub ini memiki sekretariat di sejumlah kota, di antaranya Jakarta, Bandung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tapi saat itu, klub ini lebih banyak mengurusi masalah lalu lintas ketimbang hal berbau olahraga. Di antaranya, membuat rambu-rambu lalu lintas dari Jakarta, ke Puncak hingga ke Jawa Tengah.
“Hati-Hati Jalan Licin”, “Awas Ada Lubang” dan berbagai peringatan lainnya dibuat di tepi jalan.
Pada petugas IMC dengan berseragam biru yang amat dikenal masyarakat ketika itu, mengendarai sepeda motor besar dijalur jalan Bogor-Cipanas, Jakarta-Puncak, dan kawasan lain, untuk memberikan pelayanan kepada pengemudi yang mengalami gangguan kendaraan.
Setelah masa peralihan kekuasaan kolonial Belanda kepada NKRI pada 1950, IMC berubah nama menjadi Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan pada awal 1960-an sekretariat IMI pindah dari Semarang ke Jakarta. (arl)