You are here
Home > BERITA > Ricardo Gelael 61 Tahun, Catatan A.R. Loebis

Ricardo Gelael 61 Tahun, Catatan A.R. Loebis


Ricardo Gelael dan Sean Gelael. (sean-gelael.com)

MEDIABALAP.com (Jakarta) – Waktu terus berjalan, bahkan terkadang terasa seolah anak panah melesat dari busurnya, dan semua yang hidup di dunia ini bertambah umurnya, termasuk Ricardo Gelael yang menapaki usia 61 tahun pada 13 Januari 2020.

Terasa baru kemarin menanyakan kepada mantan pebalap itu apa kesannya atas bertambahnya umur – termasuk berkurangnya usia – setiap ia akan melakoni hari ulang tahun pada awal tahun.

“Apa falsafah hidup Pak Ricardo memasuki usia 61 tahun?”  Kalimat senada kembali ditanyakan dan ada variasi jawaban dari tahun ke tahun – pertanda dinamisnya pemikiran ayahanda pebalap F2,  Sean Gelael, itu yang kini berusia kepala enam itu.

“Hidup harus realistik. Harta itu hanya merupakan angka idaman yang tidak pernah ada cukupnya. Kekayaan bukanlah mencari uang sebanyak mungkin, tetapi bagaimana membelanjakannya dengan layak,” kata Ricardo.

Membelanjakannya dengan layak? Ya, kalimat ini jarang terdengar, tapi kata-kata itu dengan jelas diungkapkan Ricardo, pengusaha dan pemilik Tim Jagonya Ayam Indonesia, yang mendukung penampilan Sean Gelael di ajang laga Formula 2.

Membelanjakan uang dengan layak, merupakan frasa positif dan ini berkaitan dengan inti kehidupan bahwa segala sesuatu yang berupa “fisik” di dunia ini, ada yang menggerakkan – yaitu Sang Pencipta melalui roh yang dihembuskan kepada setiap manusia yang lahir ke dunia ini.

Ini semua berasal dari adanya ketukan dalam hati yang menyebutkan bahwa harta itu merupakan angka idaman yang tidak pernah ada cukupnya, bahkan bisa jadi seperti fatamorgana di tengah padang.

“Pak Ricardo,  apa sebenarnya yang tersirat di balik kalimat yang tersurat itu?”

“Kenyataan yang saya rasakan dan umumnya dialami semua orang di mana pun, ada tiga hal yang tidak bisa Anda beli dalam hidup ini,” kata Ricardo,  juara nasional reli mobil 2006, seangkatan Chandra Alim, Tommy Soeharto, Tonny Hardianto, Adiguna Soetowo, Ijeck, Hervian Soejono dan lainnya.

“Apakah tiga hal yang tidak bisa dibeli dengan uang itu?”

“Kesehatan, waktu, dan teman baik.  Jadi kalau Anda punya tiga hal itu, Anda adalah orang paling bahagia dan kaya,” kata Ricardo.

Ricardo Gelael dan keluarga ketika memeriahkan HUT ke-59 di Raja Ampat. (jagonya ayam)

Ricardo menyadari ia memiliki ketiga hal itu – dan mengetahui banyak orang yang tidak memiliki salah satunya – sehingga ia sadar betapa penting mempertahankan ketiga hal itu dalam perjalanan hidup.

Ricardo, putera Dick Gelael (10 September 1934 – 4 September 2014) – pendiri pasar swalayan Gelael dan pembawa usaha waralaba Kentucy Fried Chicken (KFC) ke Indonesia sejak 1978, – sehat jasmani rohani, memili waktu untuk bergerak dan banyak teman, bahkan beberapa teman selalu datang ke kantor dan rumah, atau terkadang ia sendiri yang mendatangi para sahabatnya.

Bermimpi tapi jangan jadi pemimpi

Ricardo Gelael menjadi contoh peribahasa “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, karena ia menjadi pohon (pebalap) yang membuahkan pebalap (Sean Gelael), yang menekuni hobinya sejak berusia delapan tahun.

Ayah dan anak itu seolah tak bisa berhenti membalap. Di sela rehat laga F2, Ricardo memboyong tiga mobil Citroen C3 R5 spesifikasi reli dunia (wrc) ke Indonesia dan sudah tampil dua kali di muka umum, yang mendambakan kehadirannya dalam laga di Indonesia.

Sean tampil dalam reli mobil (speed) Danau Toba di penghujung 2019 dan Ricardo serta Sean muncul di Meikarta (sprint rally), ketika Sean tampil tercepat dan Ricardo di urutan ketiga.

“Nah, Pak Ricardo, apa nasihatnya kepada Sean dalam ulang tahun ke-61 ini?” Sean, lulusan Administrasi Bisnis di Universitas Bath, Inggris, adalah putera semata wayang yang lahir dari rahim ibunda Rini Gelael, melalui operasi Caesar di rumah sakit bersalin Puri Cinere di Jakarta Selatan.

Ini merupakan kenangan lama tapi sebagai catatan sejarah bagi pebalap F2 itu. Ketika Sean lahir dan membuka matanya pada 1 November 1996 dan diberi nama Muhammad Sean Gelael, bertepatan dengan usainya ibadah shalat Jumat.

Bayi itu lahir dengan bobot mencapai 4,1 kg dan panjangnya 41 cm. Ibunda Rini menyusukan sendiri (ASI) Sean dan sebulan kemudian bobot si bayi naik cepat mencapai 5,2 kg dan penjangnya 60 cm.

Pada hari ke-40 kelahirannya, diadakan acara “selapanan” atau “kekah” dan ayahnya Ricardo Gelael memotong rambut putra yang diidamkan dan didambakan itu.

“Selalu rendah hati, menghargai orang lain dan jangan berhenti bermimpi tapi jangan sekali kali jadi pemimpi. Never stop deaming but do not become a dreamer,” kata Ricardo menasihati   puteranya yang kini jangkung dan mudah senyum itu.

Sean Gelael bersama rekan barunya di tim DAMS, F2 2020, Dean Ticktum dari Inggris. (f2 series)

Ia menambahkan, “Nikmatilah apa yang ada sekarang. Hidup harus selalu realistis.  Semoga dia menjadi orang yang berbakti pada kita semua.”  Betapa mulianya keinginan Ricardo, yang mendambakan Sean menjadi orang yang berbakti kepada kita semua, tidak hanya pada keluarga, melainkan juga berarti kepada negara dan bangsa.

Apa komentar Sean Gelael – yang pada 2020 berlaga di FIA F2 bersama tim DAMS – tentang ayahanda tercinta yang berulang tahun itu?  Ini komentar lama tapi tak akan lekang dalam kehidupannya:

You are the motor to my life, the brakes to my problems, the fuel to my passion. Happy birthday, Dad.”

“Engkau merupakan penggerak dalam hidup saya, pemecah masalah saya dan sebagai bahan bakar untuk menggelorakan keinginan saya. Selamat ulang tahun, Dad.”

Ya, selamat ulang tahun Pak Ricardo Gelael. Salam pada orang-orang tercinta. (arl/wto)

Leave a Reply

Top