MEDIABALAP.com (Jakarta) – Sean Gelael semakin dewasa, tepat pada 1 November 2018, pebalap nasional itu berusia 22 tahun dan kiprahnya di laga F2 semakin diperhitungkan, terlebih semangatnya semakin menggebu untuk berlaga di ajang F1.
Selamat ulang tahun ya Sean Gelael.
Ia semakin mendekati laga F1. Untuk kesekian kalinya ia ambil bagian pada sesi Free Practice 1 (FP1) , terakhir pada GP Amerika bersama tim Scuderia Toro Rosso.
Ia pun memberi inspirasi dan semangat, sehingga tidak heran bila pebalap Jagonya Ayam itu juga mendapat dukungan penuh dari para petinggi KFC Global yang hadir langsung di Circuit of The Americas (COTA) yang terletak di kota Austin.
“Kami datang untuk menyatakan dukungan penuh kepada pebalap muda berbakat Indonesia, Sean Gelael. Kami ingin melihat dari dekat bagaimana profesionalisme Gelael dan tim Scuderia Toro Rosso,” kata Roger Eaton, CEO KFC Global.
Putra semata wayang Ricardo Gelael itu pun sebelumnya sudah beberapa kali menjajal mobil STR13 milik Tim Toro Rosso, termasuk tes Pirelli, dalam menyelingi padatnya lomba F2 sebanyak 12 putaran pada kompetisi 2018.
Tim Pertamina Prema Theodore Racing masih berada di posisi empat besar klasemen tim pada ajang balap Formula 2. Tim, yang diperkuat pebalap Jagonya Ayam KFC Indonesia, Sean Gelael dan Nyck De Vries ini mengemas 213 poin atau hanya unggul tipis satu poin dari Tim Russian Times.
Usai balapan putaran ke-11 di Sochi, Rusia, Tim Pertamina Prema Theodore Racing bercokol di urutan keempat dari 10 tim di klasemen sementara dengan nilai 213.
Di atasnya ada Carlin (361), ART GP (310) dan DAMS (302). Selisih satu poin ini antara tim Pertamina Prema dan DAMS ini amat riskan dan penentuan urutan tiga dan empat terjadi pada balapan pamungkas di Abu Dhabi, 23-25 November 2018.
Pada klasemen pebalap, dari 24 peserta, G Russels bercokol di puncak (248 poin) disusul A Albon (211), L Norris (197), Nyck de Vries (166) sedangkan Sean di urutan 15 dengan (29 poin).
Pada musim lomba 2017, ketika Sean memperkuat Tim Pertamina Arden yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia, tim berada di peringkat tujuh pada klasemen akhir. Norman Nato di urutan kesembilan klasemen pebalap dan Sean ke-15.
Pada musim laga 2018, Sean menimba angka pada lomba yang berlangsung di Sakhir ( 6 poin), Baku City (1), Catalinya (4) dan Monaco (18).
Gelora semangat dan pilar
Satu yang pasti, Sean Gelael semangatnya tetap bergelora untuk dapat tampil pada laga F1, hal itu ditunjukkannya pada para penggemarnya ketika ia tampil di Sirkuit Paramount Land, Serpong, untuk mengisi masa rehat F2, Agustus 2018.
Ia tampil tanpa beban. Ini merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang atlet, yaitu “mengenal” sekaligus “mengalahkan” diri sendiri. Artinya, dari unsur psikologis ia sudah menang selangkah sebelum terjun ke lapangan.
Di Paramount Land, ia kelihatan amat “relief” (lega) dalam masa rehat di Jakarta. Ia tidak saja ikut lomba, tapi juga bercengkerama dengan para penggemarnya, baik di Serpong mau pun ketika ia menyaksikan laga bola basket Asian Games 2018 di Jakarta.
Nah, ada semacam “pilar” yang harus dilalui sekaligus dimiliki Sean Gelael, seperti yang diungkapkan bos Toro Rosso, Franz Tost, yang pernah bekerja sama dengan sederetan pebalap tangguh seperti Sebastian Vettel, Max Verstappen, atau Daniel Ricciardo.
Ia menyebut pilar itu adalan “pendamping” kepribadian seorang pebalap dalam menjalani profesinya.
Pilar utama pertama, kata Franz Tost, seorang pebalap harus memiliki skill bagus. Kedua, harus punya gairah tinggi terhadap olahraga ini. Ketiga, mesti punya disiplin tinggi.
“Artinya, pebalap harus hadir tepat waktu untuk rapat, atau tidak sembrono mengendarai mobil berlebihan selama kualifikasi, atau kamu mesti punya atensi tinggi terhadap latihan fisik dan asupan nutrisi. Semua hal itu sangat penting,” katanya.
Pilar utama keempat, seorang pebalap harus punya inovasi. “ Kamu mesti punya ide bagaimana bisa lebih baik, bisa mengalahkan rekan setim, dan sebagainya. Artinya, kamu mesti punya cara sendiri yang bisa menempatkan kamu secara mental dan kemampuan membalap pada situasi kamu lebih baik dari pebalap lain,” kata Franz.
“Kalau itu semua ada di diri kamu, barulah saya masukkan sebagai pebalap dengan kepribadian tinggi,” tambahnya.
“Saya yakin Gelael bisa berlomba di F1. Tapi semua tergantung bagaimana dia mengembangkan dirinya sendiri. Ketika pebalap kami sekarang masuk ke F1, saya bilang kepada mereka: ‘Lihat, sekarang kalian ada di F1, tapi sekarang kalian mesti bekerja teramat keras dalam segala hal,” jelas Franz.
“Saya bilang begitu karena beberapa pebalap menganggap ketika sudah ada di F1 segalanya sudah beres, segala sesuatu bisa datang dengan sendirinya. Itu tak betul. Jadi pebalap F1 itu berarti kerja teramat keras dan kamu mesti hidup untuk F1 selama 365 hari setahun,” katanya.
Franz menilai, Sean memiliki semua pilar yang disebutkannya dan sekarang tinggal bagaimana memaksimalkannya.
“Saya rasa dia punya bakat untuk berbuat sesuatu. Apakah dia punya bakat untuk memenangi balapan F1 atau tidak, saya tak bisa bilang sekarang karena itu butuh waktu,” katanya.
Semua pilar yang disebutkan Franz Tost, sebenarnya harus dimiliki semua atlet dari cabang apa pun, karena hal itu menyangkut disiplin, kepribadian dan “passion”.
Satu hal yang pasti, seperti halnya pebalap F1 lainnya, Sean Gelael harus kerja lebih keras dan seperti kata Franz, harus hidup untuk F1 sepanjang 365 hari dalam setahun!
Selamat ulang tahun ke-22 Sean Gelael. (arl/wto)