MEDIABALAP.com (Jakarta) – Pebalap muda Indonesia, Sean Gelael, berbagi kisah seputar pengalamannya menjalani tes resmi F1 bersama Toro Rosso di Abu Dhabi. Pebalap 21 tahun ini bicara blak-blakan mulai dari adaptasinya dengan mobil STR12 hingga masukan-masukan yang diberikannya untuk Toro Rosso.
Di luar itu, Sean juga berbicara soal harapannya bersama tim baru yang akan diperkuatnya di ajang Formula 2 musim 2018, Prema Racing. Simak wawancara lengkapnya di bawah ini:
Bagaimana tes berjalan hari ini?
Sangat baik. Sesi pagi berjalan lama karena kami melakukan simulasi lomba dengan ban berkompon keras: ban hard, medium, dan soft yang semuanya baru. Jumlah lapnya banyak.
Ban keras di Abu Dhabi tidak cocok, tapi kami mendapatkan data yang bagus buat tim. Nah sorenya baru enak, karena saya melakukan simulasi kualifikasi dengan ban soft, supersoft, ultrasoft, dan jenis baru, hypersoft.
Saya rasa kami melakukan langkah tepat, terutama pada satu lap di mana saya mencatatkan waktu terbaik. Data yang kami dapatkan sangat penting dan selama melakukan simulasi lomba dengan ban keras itu kami mengerti lebih banyak tentang karakter masing-masing ban.
Ini krusial bagi pengembangan di tahun depan – untuk aerodinamika mobil, dan untuk mengetahui di bagian mana kami bisa memfokuskan pengembangan. Karena data yang kami dapatkan banyak, jadi hari ini saya anggap positif.
Bagaimana rasanya menjadi pebalap yang berperan besar dalam pengembangan mobil?
Saya rasa hubungan kami sangat baik, mereka memercayai masukan dari saya dan termasuk juga cara saya balap saya. Jadi jelas, saya senang bisa diakui dan dihargai, karena masukan saya sama bagusnya dengan masukan para pebalap reguler Toro Rosso. Itu hal paling penting.
Apa yang kamu pelajari dari mobil?
Sayangnya, kami (tim Toro Rosso) tak terlalu kompetitif di Abu Dhabi tahun ini jadi tadi kami mencari solusi berbeda agar bisa lebih bagus tahun depan. Selain dari itu, saya belajar banyak soal ban dan mencari cara terbaik untuk beradaptasi. Saya belajar banyak hal berbeda, karena melahap 117 lap. Misalnya, cara mengubah gaya balap dengan ban yang berbeda-beda.
Kamu juga menjajal peranti ‘halo’
Ya, tapi hanya pada sejam pertama di pagi hari. Saya hanya melakukan tiga lap dan kemudian tidak memakainya lagi. Jadi anggap saja itu hanya tes aerodinamika ringan untuk ‘halo’.
Bagaimana rasanya? Ini menarik karena tahun depan di F2 kamu juga bakal pakai ‘halo’
Sebenarnya tidak terlalu buruk. Tak masalah di depan saya ada batang melintang, karena kami toh tak fokus di lintasan lurus. Kami fokus di tikungan dan segala hal terkait itu.
Mungkin saat start kami akan sulit melihat lampu start, namun saya rasa ini bukan masalah besar. Mungkin ‘halo’ akan berpengaruh pada aerodinamika mobil. Kita lihat saja nanti, tapi yang pasti ini hal menarik.
Bekerja dengan para teknisi selalu mengasyikkan, betulkah?
Betul! Saya sesungguhnya banyak punya teknisi dan sebagian besar sangat berpengalaman dan saya belajar banyak dari mereka. Misalnya, mereka mengharapkan masukan apa dari saya tapi mereka pun bisa memberikan saya banyak masukan.
Bagaimana kerja bersama Marco Matassa, yang sudah menangani beberapa pebalap di Toro Rosso?
Saya bekerja sama dengan dia di hampir semua sesi free practice yang saya jalani. Kami saling mengenal secara baik. Kami punya hubungan baik dan itu berjalan terus menerus, dan itu bagus. Saya merasa saya percaya dia dan dia percaya saya. Kalau kita punya hubungan seperti ini, kita bisa belajar lebih banyak dan lebih cepat.
Sekarang kamu harus mengganti fokus ke F2, karena mesti bersiap bersama Prema untuk musim depan
Ya, pada Kamis, Jumat, dan Sabtu saya akan melakukan banyak lap lagi di Abu Dhabi! Ini akan menjadi start baru lagi dan ini bagus. Saat ini hubungan kami sudah terjalin dengan baik dan saya berharap segala sesuatunya akan oke.
(sean-gelael.com)